Why Less Is Actually More?

Why Less Is Actually More? - Pyopp Fledge Barefoot

Arikel kali ini akan mencoba mengulik buku yang berjudul The Paradox of Choice – Why More Is Less, sebuah buku yang ditulis oleh psikolog Amerika Barry Schwartz.  Buku ini membahas soal efek mengejutkan ketika manusia memiliki terlalu banyak pilihan.

 



Memiliki lebih banyak pilihan tidak selalu menghasilkan kebahagiaan yang lebih besar. Ketika dihadapkan dengan banyak pilihan, otak kita kadang sulit memperkirakan setiap opsi secara efektif. Hal tersebut menyebabkan keadaan yang membingungkan, membuat pengambilan keputusan terasa seperti tugas yang menakutkan.

Banyaknya pilihan membuat kita takut membuat keputusan yang salah dan melewatkan sesuatu yang lebih baik. Ini menambah stres yang tidak perlu, nih!

Kita cenderung membandingkan ragam pilihan secara intens.  Perbandingan yang terus-menerus ini menciptakan harapan yang tidak realistis dan merusak kemampuan kita untuk menghargai apa yang kita pilih.

Apa yang harus kita lakukan untuk menghindari peristiwa serupa? Kami setuju bahwa pilihan dapat memberi kekuatan, namun penting bagi kita untuk menemukan keseimbangan. Carilah jumlah pilihan yang wajar yang sesuai dengan nilai-nilai, preferensi, dan kebutuhanmu.

Ingatlah, saat berbelanja, fokuslah pada kualitas & fungsionalitas. Pendekatan yang sadar dapat menghasilkan pilihan yang lebih baik dan hasil yang lebih bahagia.

Ini bukan hanya soal memiliki lebih banyak—tapi memilih yang benar-benar “memperkaya” hidup kita.

Previous post

Leave a comment

Please note, comments must be approved before they are published