Tapak 1.5, Jelajah, atau Tapak Ultra: Mana yang Tepat untuk Berlari?

Tapak 1.5, Jelajah, atau Tapak Ultra: Mana yang Tepat untuk Berlari? - Pyopp Fledge Barefoot

Setiap orang memiliki cara berlarinya masing-masing, termasuk Barefooters. Ada yang suka berlari menggunakan Tapak 1.5 karena feel nya yang tipis, ada yang memilih untuk berlari menggunakan Jelajah karena strap nya yang gentle, serta ada juga yang lebih suka berlari menggunakan Tapak Ultra, yang memang kami desain untuk dipakai di segala medan. 

Namun, ada satu yang menjadi pertanyaan Barefooters yang baru ingin memulai berlari menggunakan alas kaki barefoot: Dari ketiga sendal barefoot Pyopp Fledge, yang mana yang paling tepat untuk dipakai berlari? 

Karena itu, kali ini kami mau rangkumin perbedaan dari Tapak 1.5, Jelajah dan Tapak Ultra supaya kalian bisa memilih sendal yang terbaik sesuai dengan preferensi kalian masing-masing.

Detail perbedaan Tapak 1.5, Jelajah dan Tapak Ultra:

Tapak 1.5 Barefoot Flip-Flops

Jelajah Barefoot Sandals

Tapak Ultra

Ketebalan Sol

9.2 mm 

Gerigi sol flat +

10.3 mm

Gerigi sol ++

11.2 mm

Gerigi sol +++

Water Friendly

Yes

Yes

Yes

Lacing System

Simple dengan 1 adjustment point. Design ketat atau longgar sesuai preferensi pemakai.

Simple dengan 2 adjustment points. Design sedikit lebih longgar.

Complex dengan 3 adjustment points. Design sedikit lebih ketat dan mengikat kaki

Untuk tipe kaki

Kaki dengan punggung kaki tipis - tebal.

Kaki dengan punggung kaki sedang - tebal.

Kaki dengan punggung kaki tipis - sedang.

Cocok digunakan untuk

Berjalan, bersepeda, dan road running.

Berjalan, bersepeda, road dan light trail running.

Berjalan, bersepeda, road dan trail running.

Namun sebetulnya, tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini karena berlari barefoot adalah pengalaman yang sangat personal. Berlari barefoot adalah tentang kebebasan, merasakan, dan menikmati setiap langkah tanpa pengaruh dari orang lain. Hanya kamu yang tahu apa yang terbaik untuk dirimu sendiri.

Yang terpenting adalah memilih alas kaki yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan tubuh. Karena barefoot running mengajarkan kita untuk lebih mendengarkan tubuh dan menjadi lebih aware. Ingatlah bahwa transisi menuju barefoot running harus dilakukan secara perlahan. Mulailah dengan berjalan kaki, kemudian berjalan jarak jauh, berlari 5 menit sehari dan secara bertahap tingkatkan durasi lari. Semua ini penting untuk menguatkan otot kaki dan menghindari cedera.

After all, life is not a race. It is a journey to be enjoyed. Welcome to the (almost) barefoot running, Barefooters!

Previous post Next post

Leave a comment

Please note, comments must be approved before they are published